Kualitas pribadi yang dimiliki oleh praktisi adalah hal yang paling penting bagi semua klien. Berbagai bentuk kualitas pribadi yang penting pada saat penyediaan layanan memiliki komponen etika atau moral dan oleh karena itu, dianggap sebagai kebajikan atau kualitas pribadi yang baik.
Tidak tepat untuk menggambarkan bahwa semua praktisi memiliki sifat-sifat seperti ini, karena kualitas ini didasari dan berakar pada setiap orang dan dikembangkan dari komitmen pribadi daripada sekedar persyaratan dari sebuah lembaga eksternal. Sifat-sifat pribadi yang sangat dianjurkan kepada para praktisi untuk dicapai termasuk:
Empati terhadap anak-anak, remaja, dan wali mereka:
kemampuan dalam menyampaikan pemahaman tentang pengalaman orang lain dari sudut pandang orang itu. ‘Wali’ digunakan secara umum untuk menyertakan siapa saja yang menjaga seorang anak seharai-hari dan termasuk diantaranya perawat, guru, dan pekerja sosial
Ketulusan: sebuah komitmen pribadi untuk berkonsistensi antara apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan.
Integritas: komitmen untuk berperilaku bermoral dalam berhubungan dengan orang lain, pribadi yang berterus-terang, jujur dan konsisten.
Ketahanan: kemampuan bekerja dengan berbagai kekhawatiran klien tanpa mempengaruhi secara pribadi.
Menghormati: menunjukkan penghargaan yang pantas kepada orang lain dan pemahaman mereka tentang diri mereka sendiri – bukan untuk merendahkan.
Kerendahan hati: kemampuan untuk menilai secara akurat dan mengakui kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan untuk menunjukkan hal ini kepada klien.
Kompetensi: penerapan keterampilan dan pengetahuan yang efektif perlu dilakukan sepadan dengan apa yang diperlukan mengingat sumber daya yang tersedia
Ketidakberpihakan: penerapan secara konsisten kriteria yang tepat untuk menginformasikan keputusan dan tindakan.
Kebijaksanaan: memiliki penilaian yang baik yang mencerminkan bentuk praktik.
Keberanian: kemampuan bertindak terlepas dari ketakutan, risiko, dan ketidakpastian yang timbul.